Laman

Jumat, 17 Februari 2012

Egoiskah Aku (cerpen Alvia) ^_^

“Oh Tuhan tolonglah aku, janganlah kau

Biarkan diriku, jatuh cinta kepadanya....

Sebab andai itu terjadi akan ada hati yang terluka,

Tuhan tolong diriku...”

Sivia P.O.V

Alunan lagu yang menurutku sedang menggambarkan isi hatiku kali ini. Isi hati yang aku rasakan setelah mendengar cerita dari sahabat baikku Ify, iya Alyssa Saufika Umari yang ternyata memiliki perasaan yang sama pada sosok itu.

# Flashback


“via, SIVIA AZIZAH gwe mau cerita” teriak Ify saat aku sedang asik dengan novel baruku. Aku pun menghentikan aktivitasku dan menoleh kearahnya. Posisiku kini sudah menghadap Ify dan siap mendengarkan ceritanya,

“mau cerita apa fy?” tanyaku. Aku cukup penasaran akan hal ini karena melihat dari sorot mata Ify yang terlihat antusias.

 “kayanya gwe lagi jatuh cinta deh vi, abis dia bikin jantung gwe deg degan” jawabnya sambil tersenyum menatap atap. Wah nambah penasaran siapa yang bikin Ify kaya gini.

“siapa?”

Ify tersenyum malu dan menjawab pelan,  “Alvin, Alvin Jonathan kelas X.2” aku tidak menjawab apa-apa hanya tersenyum menanggapinya.

Degggggg! rasanya berat hati aku setelah mendapat pengakuan dari sahabat baikku itu, karena aku juga memiliki perasaan yang sama untuk Alvin.

# Flashback off


Bila dibandingkan dengan Ify , sudah pasti Ify yang cocok. Bagaimana tidak Ify adalah kapten Cheers sekaligus sekertaris osis disekolah ini “SMA Nusantara” sangat cocok bila menjadi sepasang kekasih dengan Alvin yang notabennya seorang kapten basket dan menjabat sebagai ketua osis. Sangat beruntung aku memiliki seorang teman sesempurna Ify padahal aku hanyalah gadis kutu buku , walau pun aku cukup pintar dalam meraih nilai akademis sebagai peringkat pertama disekolah. Tapi tetap saja kalah bila dibandingkan dengan sahabatku Ify.

-------*---------

Jam sudah menunjukan puku “06:00” masih cukup pagi untuk berangkat kesekolah. Saat aku sedang merapihkan diri dan memandangi diriku di cermin.

“kapan ya seorang ALVIN JONATHAN jadi pacar lo?” lalu tertawa sendiri.

“GA MUNGKIN!”. Saat asik mengoceh sendiri pada cermin nada pertanda sms pun berbunyi diponselku. Segera aku berlari dan melihat layar


‘1 messages received                                                                                              
Mon 14 Nov 06:03                                                                                                                     
from : tanda tanya???’

Kalian mungkin heran dengan maksud tanda tanya?. Aku sebenarnya tidak tau siapa dia tapi dia selalu memberikan sebuah kata-kata indah atau gombalan setiap hari dan bisa lebih dari 3 kali dan sudah 2 minggu hal ini berlangsung.

Dengan cepat aku membukanya.

From : tanda tanya???

“berikan aku kesempatan untuk memperkenalkan diriku hari ini.                          
Tolong jangan tolak diriku bila sudah menampakan diriku didepanmu.                    
Wahai putri kutu bukuku :*”

Aneh? kenapa dia mengirim sms seperti ini kepadaku? Jangan-jangan ----‘.

Sudahlah paling dia hanya main-main dengan ucapannya. Ku lirik jam sudah pukul 06:30 dengan cepat aku menggoes sepeda fixie warna hijau muda kesayanganku. Dan akhirnya aku pun sampai disekolah.

Saat aku sedang asik berjalan ponselku kembali berdering.

‘1 messages received                                                                                              
Mon 14 Nov 06:45                                                                                                                      
from : tanda tanya???’

“putri kutu buku sudah sampai ternyata. Selamat belajar ya :) . kamu cantik hari ini pake bondu kropi :D”

Siapa sebenarnya dia. Mengapa dia tau segalanya dan dia tau apa yang dikenakan aku saat ini. Ku lirik kesana kemari banyak siswa laki-laki yang juga sedang mengetik sebuah pesan.

“Ah mana sulit untuk mencarimu tanda tanya!’’ gerutuku lalu kembali melangkah menuju kelas.

Author P.O.V

Tanpa sepengetahuan dari Sivia seorang sosok remaja laki-laki yang dari tadi menatap dan memberi pesan untuknya.

“gwe di sini vi, gwe pasti ngasih tau lo kalo si tanda tanya itu adalah gwe” ujar laki-laki yang berwajah oriental dan sangat tampan itu.

Tidak lama kemudian 3 remaja laki-laki lainnya menghampirinya.

“wey Alvin Jonathan, smsan mulu” ujar Cakka, Cakka Nuraga seorang siswa di SMA Nusantara sambil merangkul pundak yang bernama Alvin, Alvin Jonathan.

“apa sih loh cak! Sirik mulu” ujarnya kepada Cakka sambil terus fokus pada layar ponselnya.

“kaya ga tau aja cak , kan kalo udah masalah tentang SIVIA AZIZAH putri kutu bukunya mah lupa sama sohib-sohibnya sendiri. Yang ga?” timbal Rio, Mario Stevano Aditya Harling.

“apa sih lu pade ganggu gwe aja” protes Alvin.

“oh ya gwe mau tanya boleh ga kalo si kutu buku lu gwe tembak aja?” ujar Gabriel, Gabriel Stevent Damanik dengan tampang nyantainya. Alvin pun menoleh dan memberikan mata ganasnya dan seketika itu juga Gabriel membentuk jarinya berbentuk “V”.

“wah gawat lu yel si Shilla mau dikemanain? Lagian mending buat gwe yang ga vin” sambung Cakka.

PLETAKK! 2 jitakan segaligus mendarat dikepala Cakka.

“wah gawat lu cak si OIK mau dikemanain?” ujar Gabriel sambil meniru bahasa Cakka.

“HADUH SUNGGUH TEGANYA TEGANYA KALIAN KAPADA DIRIKU! AKU TAU KALO AKU TUH BUKAN SUPERSTAR YANG KAYA DAN TERKENAL TAPI AKU PIKIR KALIAN MAU MENERIMAKU APA ADANYA” teriak Cakka gaje sambil mengusap-usap kepalanya. Yang lain bergidik ngeri kearahnya.

“SARAP” ujar Alvin, Rio, dan Gabriel bersamaan lalu berlari pergi meninggalkan Cakka yang tengah berbicara ngawur disana. Karena ditinggal Cakka pun manyun sambil sedih menatap kepergian teman-temannya itu.

---*------

Sivia P.O.V

Aku pun duduk dikelas dan seketika itu juga Ify langsung duduk disebelahku.

“dapet sms lagi ga?” tanya Ify. Aku mengangguk.

Ify tersenyum “apa katanya?” aku pun langsung memberikan ponselku dan dengan cepat Ify menerimanya.

“wah romantis banget dia ya? Kira-kira siapa ya vi?, pasti anak sekolah ini” komentar Ify setelah selesai membaca sms yang tanda tanya kirimkan untukku.

“maybe” jawabku singkat.

“wew dia mau menunjukan dirinya tuh” goda Ify sambil melirik jail kearahku.

“apa deh fy -_- “ Ify malah cengar cengir gaje.

----*----

Akhirnya bel pulang sekolah pun dibunyikan seluruh anak-anak dikelasku pun berhamburan menuju pintu kelas. Sedangkan aku dan Ify , seperti biasa menunggu sepi terlebih dahulu.

“vi, pulang yu. gwe udah dijemput, udah sepi kelas juga” ujar Ify .

“duluan aja deh fy gapapa ko. Aku masih nyatet yang dipapan tulis” tolakku.

“ya udah gwe duluan ya. Supir gwe udh nunggu” pamitnya. Aku pun membalas dengan senyuman.

Selang beberapa menit aku pun selesai mencatat dan langsung membereskan buku-buku pelajaranku. 

‘1 messages received                                                                                            
 Mon 14 Nov 16:30                                                                                                                     
from : tanda tanya???’

Aku pun menghentikan langkahku setelah mendapati sebuah pesan singkat dari pengirim yang sama.

From : tanda tanya???

“akhirnya keluar kelas juga. Aku mohon kamu mau dateng ke taman sekolah. Sekarang !!”

Aku bener-bener harus kesana sekarang. Aku penasaran siapa dia? Tapi.... ah sudah lah aku harus kesana.

Aku pun pergi menuju taman sesuai perintahnya. Ku lihat tidak ada siapa-siapa disana. Aneh ! aku pun memutuskan untuk duduk dibangku taman.

Dan ponselku kembali berdering

‘1 messages received                                                                                               
Mon 14 Nov 16:45                                                                                                                     
from : tanda tanya???’

“tenang aja aku ga bohong ko. Aku segera kesana”

Sebuah tangan menepuk pundakku. Aku pun berbalik dan ternyata diaaa.. ALVIN.

“Alvin” lirihku.

Dia tersenyum “yap gwe Alvin si tanda tanya yang sebenernya punya perasaan cinta sama lo” ujarnya lalu menggenggam kedua tanganku.

“would you be my girl?!” tanyanya langsung sambil menggenggam erat tanganku. Keringat dingin keluar dari tubuhku.
Sungguh aku sangat ingin mengucapkan “iya” namun apadaya pikiranku terus berpikir tentang Ify. Egoiskah aku bila menerima Alvin yang jelas-jelas sangat dicintai sahabatku?. Dia manatapku penuh harap , sungguh aku sangat menginginkannya. Ify, aku ga bisa hiyanati Ify.

Dengan cepat aku melepaskan genggaman Alvin “maaf gwe ga bisa” setelah berkata demikian aku langsung berlari meninggalkan Alvin yang menatap kepergianku.

“tapi kenapa?” teriaknya.

Aku menghela nafas panjang “gwe sama sekali ga ada rasa buat lo. Ify yang punya perasaan ke lu bukan gwe mending lu nembak dia bukan gwe !” jawabku tanpa terasa butiran halus jatuh membasahi pipi mulusku. Dan saat itu posisiku sedang membelakanginya.

“lo bohongkan?” 

“engga gwe ga bohong ! dan jangan pernah sms gwe lagi karena itu ga mempan sama sekali! MAKASIH “ tegasku sambil menekankan kata terakhir.

“lo bohong kan? Jawab gwe jujur” paksa Alvin.

“lo apa-apan sih ? lo pikir gwe bohong apa! Dengan ngirim sms yang ga penting menurut gwe ga bakal bikin gwe suka sama lo” cercaku. Tangisanku semakin deras.

“dan sebaikknya lo sama Ify dia yang cocok buat lu bukan gwe” tambahku.

“OKE KALO GITU GA BAKAL GANGGUIN HIDUP LO LAGI ! DAN GWE BAKAL TURUTIN SEMUA YANG LO MINTA TADI” tekad Alvin lalu bergegas pergi.

Dan akhirnya Alvin pergi ninggalin aku yang langsung tergeletak ditanah “maafin aku vin. Aku ga bisa jujur sama perasaan yang aku miliki” isakku.

------*------

Disekolah aku liat wajah bahagia Ify terlihat bahagia sekali. Karena penasaran aku pun menanyai tingkah laku Ify yang tidak seperti biasanya.

“kenapa fy?” tanyaku. Ify menatapku dan langsung memelukku.

“gwe jadian sama Alvin”

Srttttttttt sungguh hal itu langsung menusuk hatiku. Tapi aku berusaha tersenyum didepan Ify.

“ko bisa? Cerita dong” ujarku. Dia pun melepaskan pelukannya sambil tersenyum dan memulai ceritanya.
Bla bla bla bla*langsung aja ya*

“gitu deh via dan barusan dia nembak gwe tadi pas di gerbang” ujar Ify mengendingkan ceritanya.

“selamat ya itukan yang lo mau” ujarku . Ya Tuhan kuatkan aku..

“Ify”sebuah suara memanggil sahabatku dari depan pintu. Otomatis aku dan Ify pun menoleh. ALVIN !

“Alvin” Ify tersenyum lalu berlari kearahnya.

Aku terus memandang mereka dari kejauhan perasaan “CEMBURU” langsung datang menghampiriku.

Mereka akhirnya mengakhiri pembicaran mereka dan diakhiri dengan Alvin yang memberi kecupan lembut di tangan Ify. Semakin teriris hati ini.

------*-----

Setalah Ify dan Alvin resmi “BERPACARAN” Ify jarang mengobrol berdua denganku. Pagi-pagi Alvin sudah menghampiri Ify dikelas kami, saat istirahat Ify hanya berdua dengan Alvin begitupun saat pulang sekolah. Namun terkadang Ify sering mengajakku tapi aku selalu menolak karena akan membuat hati ini semakin sakit.

Tanpa terasa 1 tahun sudah mereka pacaran dan selama 1 tahun juga Ify jadi agak menjauh dariku.

Rasa sakit terus aku alami selama satu tahun ini. Setiap hari mereka selalu lengket dan selalu menampilkan keromantisan mereka membuat aku tak sanggup datang kesekolah apalagi mendengar pendapat hampir seluruh siswa yang menyatakan kalo mereka pasangan paling cocok tidak ada duanya karena yang satu cantik yang satu ganteng sama-sama kapten pula. Ingin rasanya aku berlari menjauh dari mereka. Bahkan terkadang aku sangat ingin mengulang waktu dan menerima Alvin tapi aku juga ga bisa bayangin bagaimana Ify nantinya.

Tetesan air mata yang terus mengalir selama satu tahun ini tanpa ada henti-hentinya. Aku pun berlari menuju taman, tempat dimana Alvin menyatakan perasaannya padaku. Dan taman inilah yang juga menjadi saksi bisu ungkapan hati aku untuk Alvin.

“taman, sudah satu tahun mereka pacaran dan selama 1 tahun juga hati aku rasanya terbakar” gerutuku sambil terus meneteskan air mata.

“aku mencintainya , sangat mencintainya. Andai aku dapat mengulang waktu pada saat Alvin menyatakan cintanya buat aku” isakku.

“lo ga bisa ngulang waktu” ujar sebuah suara aku pun berbalik.

“A...l..v..in, ngapain lo disini?” panikku karena aku takut Alvin mendengar perkataanku.

“cari udara” jawabnya santai. Sepertinya dia ga mendengar ucapanku tadi, syukurlah tapi kenapa tadi dia bilang ‘lo ga bisa ngulang waktu?’ ah banyak sekali pertanyaan dipikiranku.

“sorry, gwe pergi dulu” saat aku melangkah sebuah tangan menghentikan langkahku.

Aku merengek meminta agar Alvin melepaskan tangannya “lepasin vin” pintaku. Alvin malah menarikku dan langsung mendekapku dalam pelukannya.

“vin lo itu pacar sahabat baikku gwe. Plis lepasin” pintaku kali ini aku meminta dengan cukup keras. 

Dia pun melepaskan dekapannya dan langsung menatap mataku dalam-dalam. Dia semakin mendekat kearahku menutup jarak yang memisahkan tubuhku dengan tubuhnya Alvin mulai
bergerak ke leherku. Aku dapat merasakan hembusan napasnya.

“Gwe pengen bukti kalo lo emang ga cinta sama gwe..” bisik Alvin dengan suara sedikit serak. Seluruh tubuhku langsung lemas kala itu. Lalu pelan-pelan dia mulai menciumku.

Selang beberapa detik, Alvin melepaskan ciumannya lalu mendekatkan keningnya
hingga menyentuh keningku. Aku lantas menundukan kepala karena tatapan Alvin yang begitu dalam.

"Gwe tau ko kalo lo emang cinta sama gwe, vi.." 

Aku mencoba mengatur nafasku lalu memberanikan diri untuk menatap matanya. Aku menatapnya dengan tatapan tajam. Aku mengangkat tanganku lalu

PLAKKKK Satu tamparan tepat mengenai Alvin.

“RESE YA LO , INGET VIN LO ITU PACAR SAHABAT GWE! LO TEGA VIN.. GWE GA SUKA DICIUM SAMA LO DAN GWE GA CINTA SAMA LO.. ” ucapku dengan nada tinggi. Tanpa terasa butiran-butiran kristal itu kembali menetes.

Alvin memegang pipi kirinya dengan tangannya lalu menatapku tajam. 

“LO YANG TEGA VI ! LO TEGA SAMA GWE , SAMA DIRI LO SENDIRI , DAN SAMA IFY. LO GA PERNAH BERANI BUAT UNGKAPIN PERASAAN LO..” ucapnya yang tak kalah tinggi dari ucapanku. 

“tapi lo pacarnya Ify vin. Tolong jangan sakiti dia, tolonggg dia sahabat gwe..” pintaku sambil terisak. Alvin menatapku sejenak lalu kembali memelukku. Kali ini tanpa sadar aku membalas pelukannya. 

“maaf vi, gwe ga bisa bener-bener tulus sama Ify karena dihati gwe cuma ada lo. Gwe udah coba selama satu tahun ini tapi tetep sama ga ada yang gwe rasain buat Ify ! ga ada. Dan gwe yakin kalo itu cinta sama gwe, vi.." Aku terdiam.. 

' gwe juga sayang sama lo vin sayang banget. Gwe pengen lo jadi milik gwe , gwe cuma pengen sama lo. Gwe cinta lo vin tapi gwe ga bisa ngeliat Ify tersiksa karena ini.' batinku. 

Alvin melepaskan pelukannya, lalu memegang kedua bahuku dengan kedua tangannya seraya berkata, 

“vi saatnya lo yang bahagia! kita berdua sama-sama kesiksa vi !. gwe ga cinta sama Ify gwe cinta sama lo, lo juga cinta kan sama gwe. Cukup lo relain perasaan lo kesiksa karena udah ngorbanin cinta lo buat orang lain. Dan lo ga usah berharap bisa memutar-balikkan waktu, tapi lo bisa belajar dari kesalahan lo dan kesalahan cuma satu, ngerelain hati lo kesiksa buat orang lain” ujar Alvin panjang lebar sambil menatap kedua mataku. Sama halnya dengan Alvin, aku juga menatap kedua matanya. 

Alvin melepaskan tangannya dari bahuku lalu menyeka sisa air mataku. Setelah itu Alvin kembali berkata, 

“kita sama-sama bilang ke Ify soal hal ini, Vi. Lo tau kan Ify tuh anak yang tegar. Dia pasti bisa nerima semua itu .. Plis vi jangan bikin gwe tersiksa”. 

Aku menggeleng seraya berkata, 

“gwe ga bisa, vin.” ujarku tegas. Lalu dengan cepat aku berlari meninggalkan Alvin sendiri disana. Dan kudengar Alvin terus memanggilku.

Maaf vin maaf aku ga bisa ngeliat Ify terpuruk gara-gara kita. Dia sahabatku vin sahabat baik aku.

Author P.O.V

Alvin terus memandang kepergian Sivia gadis yang sangat dicintainya. Letak taman sekolah yang cukup jauh dari ruang kelas, ruang guru dan sebagainya dan jarang dikunjungi para siswa itu pun membuat tidak ada yang mendengar suara mereka tadi. Dan teriakan Alvin yang terus menerus menyebutkan nama “SIVIA” dengan keras tidak akan didengar oleh siapa pun.

Alvin dan Sivia telah melewatkan 1 jam pelajaran sehabis istirahat. Dan 1 jam lagi waktu pembelajaran akan habis.
Ify yang melihat Sivia memasuki kelas pun siap memberikan pertanyaan untuk sahabatnya itu.

“lo dari mana si vi? tau ga tadi bu winda nanyain lo. Gwe bilang lo sakit sekarang di UKS, gwe bohong deh. Lo kemana sih?” tanya Ify. Sivia sama sekali tidak bersemangat untuk menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu.

“via kenapa ya? Ko aneh” batin Ify.

“ko ga jawab vi?” tanya Ify karena Sivia sama sekali tidak memperdulikan pertanyaannya.

“via”ujar Ify sekali lagi. Sivia menatap Ify “sorry tadi aku emang beneran di UKS ko. Ga enak badan” bohong Sivia.

“bener? Lo ga boong kan?” tanya Ify. Sivia mengangguk sambil tersenyum kecut.

“via benar benar aneh apa benar ya kalo dia itu sakit? . dan dia sama anehnya sama Alvin yang ngilang gitu aja pas jam abis istirahat tadi. Ko perasaan gwe ga enak ya” batin Ify.

Akhirnya jam waktunya pulang pun dibunyikan. Sivia yang dari tadi tidak sedikit pun memperhatikan pelajaran. Pikirannya terus akan hal yang terjadi saat istirahat.

“Tuhan apa yang harusnya aku lakukan? Egoiskah aku bila menuruti semua yang Alvin bilang.. aku mencintainya tapi aku tidak mungkin menyakiti perasaan sahabatku yang sudah menjalin hubungan selama 1 tahun dengan Alvin. Bantu aku Tuhan” batin Sivia.

Sivia pun meneteskan air mata Ify yang melihat kejadian itu pun semakin penasaran apa yang sudah terjadi sama sahabatnya itu.

“via lo nangis?” tanya Ify. Dengan cepat Sivia menghapus air matanya dan tersenyum menanggapi pertanyaan dari Ify.

Dia menggeleng “tadi mata aku perih fy jadinya keluar air mata deh” bohong Sivia.

Ify hanya membulatkan mulutnya. “oh ya gwe mau kekelas Alvin. Gwe rada hawatir sama dia , dia juga ga ada lo vi saat istirahat tadi. Mau ikut ga vi?” ujar Ify.

Siva menggeleng “ga ikut deh fy ga enak badan aku” tolak Sivia.

“ya udah gwe duluan ya , minum obat jangan lupa” pamit Ify lalu bergegas pergi menuju kelas Alvin.

Ify pun sampai dikelas yang bertuliskan XI IPA 4 yang tidak jauh dari kelasnya dan Sivia kelas XI IPA 1.

Dikelas XI IPA 4 tidak ada sosok yang dicarinya “Alvin mana ya?” gerutunya.

“Ify” panggil seseorang. Ify berbalik ternyata dia Rio sahabat baik Alvin.

“eh elu yo. Alvin mana?” ujar Ify.

Rio menatap sambil mengkerutkan keningnya “lo ga tau?” tanya Rio.

“soal?”

“si Alvin tadi ijin pulang ga enak badan kata dia. Gwe kira dia ngasih tau lo.” jawab Rio.

“engga Alvin ga ngasih tau apa-apa. Aneh ya dia sama kaya Sivia sama-sama ga enak badan” ujar Ify.

Rio menatap Ify “gwe harus kasih tau sesuatu sama lo. Ikut gwe” ujar Rio lalu menarik tangan Ify.

Rio pun mengajak Ify duduk dan langsung menceritakan semuanya tentang perasaan yang dirasakan oleh Alvin terhadap Sivia.

Ify pun menangis mendengar penjelasan dari Rio “sorry fy” ujar Rio yang merasa bersalah.

Ify menatap Rio “lo ga salah . udah sepantasnya gwe denger cerita ini. dan gwe yakin kalo Sivia juga punya perasaan untuk Alvin. Dan gwe udah ngerusak kebahagian mereka dan terlebih gwe udah bikin sahabat baik gwe tersiksa. ” ujar Ify.

Rio pun memeluk Ify “lo ga salah lo ga tau soal hal ini. bukan lo yang salah. Maaf gwe cerita ini sama lo, soalnya gwe ga tega kalo Alvin macarin lo tanpa perasaan apa-apa. Alvin cerita sama gwe dan anak-anak kalo dia pengen banget cerita ke lo tapi  dia bingung gimana memulainya. Dan tadi mata Alvin sembap gwe yakin pasti soal Sivia gwe juga yakin kalo Sivia punya perasaan yang sama ke Alvin. Kadang gwe juga suka liat Sivia nangis kalo ngeliat kalian berdua lagi pacaran” jelas Rio.

Ify pun melepaskan pelukannya menghapus air matanya “Sivia udah berkorban banyak sama gwe, dia udah berkorban hatinya buat gwe dan sekarang bantuin gwe ya yo buat bikin mereka bersatu ” tekad Ify.

“pasti fy”

“oh ya fy gwe mau bilang sesuatu sama lo” tambah Rio.

“apa yo?” tanya Ify.

Rio pun menggenggam tangan Ify ““would you be my girl?!” tanyanya langsung.

Ify mengangguk, “but after broke up with Alvin” ujar Ify sambil tersenyum.

“no problem"

Tidak lama kemudian ponsel Rio berdering...

"kau membuatku mengerti hidup ini

kita terlahir bagai selembar kertas putih...

tinggal ku lukis dengan tinta pesan dama

dan terwujud harmoni..."

"siapa yo?" tanya Ify.

"Cakka" jawab Rio singkat. lalu mengangkat telponnya.

Sekitar 2 menit Rio menerima telpon dari Cakka, Rio menjatuhkan telponnya. Ify yang heran melihat tingkah Rio yang mendadak aneh,

"kenapa yo? " tanya Ify pada Rio. Rio menatap wajah gadis yang dicintainya,

"kita ke rumah sakit sekarang" ajak Rio. Tanpa menunggu jawaban Ify, Rio pun menarik tangan Ify yang masih penuh dengan tanda tanya dengan tingkah Rio yang mendadak aneh, Rio yang menyadari Ify yang menanyakan tingkah laku dirinya yang mendadak aneh pun berkata,

"gwe jelasin di jalan"

Rio dan Ify pun bergegas meninggalkan taman menggunakan mobil jazz milik Rio menuju rumah sakit.

-----*-----

Sivia terduduk dibalkon kamarnya, pikirannya terus terbayang soal kejadian tadi siang, dimana Alvin untuk kedua kalinya meminta jawaban dari Sivia soal perasaan yang dia rasakan terhadapnya.

“Oh Tuhan tolonglah aku, janganlah kau

Biarkan diriku, jatuh cinta kepadanya....

Sebab andai itu terjadi akan ada hati yang terluka,

Tuhan tolong diriku...”

Alunan lagu dari ponsel Sivia membuyarkan lamunannya, Sivia melihat layar ponselnya dan ternyata Ify menelponnya.

**** SIVIA-IFY ****

Via : halo fy

Ify : halo via , Alvin vi, Alvin

Via : iya Alvin kenapa fy?

Ify : Alvin... kecelekaan vi.. sekarang dia di UGD.. lo bisa kesini sekarang.. gwe ga bisa nahan air mata liat kondisi Alvin

Via : lo ga bercanda kan fy?

Ify : buat apa gwe bercanda soal hal ini vi, tolong lo kesini vii pliss

Via : astaga aku kesana sekarang, lo dimana?

Ify : rumah sakit bakti sakti ... gwe tunggu..

Sambungan terputus....

Sivia yang panik lantas berlari membawa mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit,

-Rumah Sakit Bakti Sakti-

Sivia berlari menuju ruang UGD. Sesampainya di ruang UGD tepatnya didepan ruang UGD dia melihat sahabatnya sedang dipeluk oleh Rio bukan hanya itu dia melihat Ify , Rio, Cakka yang juga dipeluk Oik dan Gabriel yang dipeluk Shilla menangis, dengan cepat dia menghampirinya.

"Alvin?" tanya Sivia panik. Ify melepas pelukan Rio dan langsung memeluk Sivia,

"Alvin vi , Alvin" isak Ify dalam pelukan Sivia. Sivia melepaskan pelukan Ify lantas berkata,

"Alvin kenapa vi?" Ify menghela nafas panjang,

"Alvin meninggal vi" jawab Ify disertai isakan semakin kuat. Sivia tersentak hebat mendengar apa yang di katakan Ify barusan, air mata Sivia mulai menetes, Sivia langsung terjatuh, badannya terasa lemah tak berdaya.

"Hik..hik.. Alvin jangan tinggalkan aku" isak Sivia. Ify yang melihat sahabatnya dengan tatapan iba langsung memeluk sahabat baiknya dan mengajak Sivia masuk keruang UGD.

Sivia berdiri dan menatap Alvin yang waktu itu tengah terbaring lemah tak berdaya. Air matanya kembali menetes, Sivia sungguh tak sanggup melihat pemandangan itu, pemandangan yang menyesakkan dadanya. Ify yang menyadari Sivia hanya ingin berdua saja dengan Alvin, Ify pun meninggalkan ruang UGD.

Sivia melangkah lebih dekat kearah Alvin, secara perlahan Sivia mengangkat tangannya lalu menyentuh wajah Alvin. Air mata Sivia semakin deras lalu dia memeluk tubuh Alvin dengan isakkan yang semakin kuat,

"Alvin plis jangan tingkalin aku" ujar Sivia dengan isakan yang semakin kuat sambil berusaha mengguncangkan tubuh Alvin berharap Alvin bangun,

"ALVIN BANGUN VIN, PLISS BANGUN , OKE AKU NGAKU SAMA KAMU KALO AKU CINTA SAMA KAMU, AKU CINTA SAMA KAMU" Sivia memeluk tubuh Alvin.

"lo ga boong kan?" ujar sebuah suara , Sivia yang mendengarnya lalu merenggangkan pelukannya dan menatap kearah Alvin, dan di saat itu juga Alvin membuka matanya dan tersenyum.

Alvin memegang wajah Sivia menggunakan kedua tangannya lalu berkata , "jawab pertanyaan aku dong vi, kamu ga boong kan?" Sivia mengangguk. Alvin mendekatkan kepala Sivia dan mencium lembut bibir Sivia. Setelah lama Alvin mencium lembut bibir Sivia dia pun melepaskan ciumannya.

"sekarang lo ga bisa boong lagi"

"tapi bagaimana dengan Ify?." Alvin tertawa lalu menunjuk kearah pintu, Sivia mengikuti arah yang ditunjuk oleh Alvin. Disana sudah ada Ify dan Rio yang sedang bergandengan tangan, Sivia mengkerutkan kening,

"kalian boong" tebak Sivia, Ify pun menghampiri Sivia,

"gini lo Sivia Azizah sahabatku tersayang.. Sebenarnya Alvin emang ga meninggal cuman dia emang bener kecelakaan, cuman berhasil di selamatkan, nah karena gwe udah tau semua dari Rio tentang perasaan kalian yang sama-sama jatuh cinta, gwe , Alvin, Cakka, Rio, Gabriel, Oik, dan Shilla ngerencanain ini semua biar lo ngaku perasaan lo ke Alvin.. Dan makasih vi lo udah ngerelain perasaan lo buat gwe, lo juga berhak buat jatuh cinta vi dan lo ga usah mikir kalo lo egois kalo ga ngelakuin ini semua buat gwe.. Dan gwe berharap lo ga pernah ngelakuin hal kaya gini lagi.. " jelas Ify panjang lebar, Sivia mengangguk,

"tapi lo ga marah fy soal hal ini? dan apa aku egois kalo harus nerima Alvin?" tanya Sivia ragu. Ify merangkul Sivia,

"gwe udah nemuin orang yang gwe cinta dan cinta sama gwe, dan kayanya perasaan gwe buat Alvin hanya sebatas kagum karena dia ganteng, sedangkan rasa cinta gwe cuma buat satu orang " jawab Ify sambil menunjuk Rio, Sivia tersenyum.

“dan lo sama sekali ga egois Siviaku sayang” lanjut Ify.

"makasih Ify"

"makasih juga Siviaku sayang dan jangan pernah lo lakuin ini lagi .." Sivia tersenyum lalu menganggukan kepalanya. 

Sivia dan Ifypun berpelukan. Suasana tegang berubah menjadi suasa bahagia disana. 

THE END :D

2 komentar:

  1. egoiskah aku? nyesek yess ini cerita.. udah fy. lo cuma cocok nya sama rio.. biar sivia sama alvin..


    numpang promo yaa.. jangan lupa juga untuk mengunjungi blog gue ya..
    obat pelangsing herbal.
    obat kista tradisional.
    makasih sebelumnya sis

    BalasHapus
  2. Gileeee kerenn bingitzzzzzzzzz..!

    BalasHapus