Switched at Birth (Tertukar Saat Dilahirkan)
Part 2
‘AWAL DARI SEMUANYA’
Switched at Birth (Tertukar Saat Dilahirkan)
Tidak butuh waktu lama, kini
Sivia berserta keluarganya pun memasuki ruangan dokter Angel, saat Sivia
berserta keluarganya sudah memasuki ruangan dokter tersebut mereka mendapati
seorang wanita paruh baya dan seorang gadis remaja seusia Sivia sudah duduk manis
menunggu kedatangan mereka. Wanita paruh baya dan gadis remaja itu adalah
Shilla dan Ibu Marinda -Mamah Shilla-.
“Selamat
sore, dok.” sapa Pak Doni pada dokter Angel ramah.
Dokter angel pun beranjak dari kursinya lalu menghampiri
Sivia dan keluarganya,
“Selamat
sore juga..” ucap dokter Angel ramah.
Dokter angel pun berjabat tangan dengan Sivia dan
keluarganya secara bergantian. Barulah dokter Angel mengajak Sivia bersama
keluarganya untuk lebih dekat kearah Shilla dan Ibu Marinda .
“Ibu
Marinda, ini keluarga dari bapa Doni sudah hadir” ucapan dokter Angel membuat
Shilla dan Ibu Marinda beranjak dari kursi mereka. Shilla dan Ibu
Marinda menghampiri Sivia berserta keluarganya.
“Bapa
Doni dan ibu Ratih, perkenalkan ini adalah ibu Marinda dan Shilla yang
sebenarnya putri kandung ibu dan bapa” ucap dokter Angel memperkenalkan Shilla
dan Ibu Marinda dengan kedua orangtua Sivia -Doni & Ratih-.
Sivia dan Shilla saling menatap satu sama lain.
“Jadi
ini namanya Shilla.” ucap Ibu Ratih lembut. Shilla tersenyum seraya berkata,
“Iya
namaku Shilla.. Senang bertemu dengan kalian”
“Kami
juga sangat senang..”
“Oh
ya, ini Sivia dan Gabriel” lanjut Ibu Ratih memperkenalkan Sivia dan Gabriel
sambil menunjuk keduanya satu persatu.
Shilla mengulurkan tangannya sambil tersenyum pada Sivia,
Sivia pun menyambut uluran tangan Shilla juga dengan senyum yang tertera
dibibirnya,
“SHILLA.”
“SIVIA.”
Sama
halnya dengan tadi, kini Shilla mengulurkan tangannya sambil tersenyum pada
Gabriel, dan Gabriel menyambut uluran tangan Shilla seraya berkata,
“GABRIEL
bisa panggil Iel.”
“SHILLA.”
“Kamu
sangat cantik, Sivia..” puji Ibu Marinda dengan senyuman tulus dari
bibirnya.
Sivia tersenyum,
“Ibu
juga cantik”
Marinda pun memeluk Sivia. Sivia pun membalas pelukan Ibu
Marinda yang ternyata adalah mamah kandungnya.
"Mulai
hari ini panggil ibu dengan sebutan bunda ya." pinta Ibu Marinda tepat
disebelah telinga Sivia.
Meskipun ucapan itu terdengar seperti berbisik, namun
semuanya bisa mendengar apa yang baru saja Marinda ucapkan
"Iya,
bunda.." ucap Sivia. Ibu Marinda yang sebenarnya adalah mamah Sivia itupun
melepaskan pelukannya lalu tersenyum menatap putri kandungnya itu.
"Shilla
juga, panggil kami dengan sebutan mamah dan papah, ya." pinta Ibu Ratih
yang sebenarnya adalah mamah kandung dari Shilla.
Shilla tersenyum seraya menganggukan kepalanya.
Tidak
lama setelah perkenalan itu, pintu ruangan kembali terbuka dan muncul lah
seorang laki-laki yang membuat Sivia dan laki-laki itu terkejut. Laki-laki itu,
adalah laki-laki yang tadi bertemu dengan dirinya di kantin rumah sakit.
“ELO..”
ucap keduanya bersamaan sambil saling menunjuk.
Hal ini membuat Shilla mengkerutkan keningnya,
“Kalian
udah kenal?” tanya Shilla.
Keduanya menggeleng.
“Tadi
aku ga sengaja ketemu sama dia di kantin, Shil..” jawab laki-laki. Shilla
mengangguk-angguk mengerti,
“Oh
ya Vi, kenalin ini Alvin.. Dia ini sahabat aku dari kecil.” ucap Shilla
memperkenalkan laki-laki itu yang tak lain adalah Alvin.
Alvin mengulurkan tangannya pada Sivia, Sivia pun
menyambut uluran tangan dari Alvin.
"Sivia.."
"Alvin.."
Kedua mata mereka kembali beradu membuat mereka diam dalam
posisi tadi. Berjabatan. Shilla yang melihat pemandangan itupun angkat
suara,
"Kalian
kenapa?.."
Pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Shilla sama
sekali tidak dihiraukan oleh keduanya. Mereka tetap diam sambil saling menatap
satu sama lain.
"Kalian
kenapa?.." tanya Shilla, lagi.
Dan lagi-lagi tidak ada jawaban dari keduanya. Melihat
sudah 2 kali Shilla melontarkan pertanyaan tetapi tidak mendapat jawaban dari
Alvin ataupun Sivia, membuat Gabriel menyimpulkan bahwa keduanya merasakan
perasaan yang sama,
"Kayanya
mereka saling suka deh, Shill.. love at the first sight deh
kayanya.." bisik Gabriel tepat disebelah telinga Shilla.
Shilla menatap keduanya dengan tatapan sendu. Ucapan
Gabriel tadi benar-benar membuat hatinya semakin teriris. 'Apa benar
ya? yang dikatakan oleh ka Iel tadi' batinya.
"Mereka serasi ya, ka.." Shilla
berucap dengan senyum tipis dibibirnya.
"Iya
serasi bangett.." ucap Gabriel menyetujui.
Sivia dan Alvin masih dalam posisi diam, hingga..
"SIVIA,
ALVIN ada apa dengan kalian?.." tanya Ibu Marinda yang heran melihat
tingkah aneh Sivia dan Alvin.
Sivia dan Alvin yang sudah beberapa menit dalam posisi
diam sambil saling menatap itupun akhirnya tersadar. Buru-buru mereka melepaskan
jabatan tangan diantara mereka. Mereka terlihat salting, Alvin
menggaruk-garukan kepalanya yang sama sekali tidak gatal dan Sivia yang
terlihat seperti anak ilang yang sedang panik mencari dimana kedua orangtuanya.
"Gapapa
ko bun.. tan.." jawab Alvin dan Sivia bersamaan.
"Hayoo..
kalian ada apa hayooo?.." goda Gabriel dengan tatapan super jailnya.
PLETAKKKK!!! satu
jitakan mendarat dikepala Gabriel. Satu jitakan sempurna dari Sivia.
"Haduhhh...
Sakit tau, Vi.. Ga sopan banget ya sama kaka sendiri.." rintih Gabriel
sambil memegang kepalanya.
Sivia menjulurkan lidahnya,
"Bodo..
Siapa suruh sok sok kaya gitu.."
Gabriel memanyunkan bibirnya,
"Mamah
papah, Vianya nakall." adu Gabriel manja.
Kedua orangtuanya pun tersenyum geli melihat putra
satu-satunya itu bertingkah seperti anak kecil.
"Ish
jijik banget deh lo, ka.." cibir Sivia.
"Mamah
papah, Via jahat Via jahat.." rengek Gabriel.
Wajahnya kini layaknya anak kecil yang tegah menangis
habis bertengkar dengan kawannya.
"Gabriel,
Gabriel usia mu ini sudah 16 tahun dan tahun depan 17 tahun tapi kelakuan ko
kaya anak kecil.." cibir mamahnya. Gabriel nyegir.
Mereka semua pun menghabiskan hari dengan percakapan untuk
mengenal lebih dalam lagi tentang diri masing-masing.
^_^
Di
hari minggu yang cerah ini,Gabriel dan Sivia memutuskan untuk mengajak Alvin
dan Shilla untuk mengenal teman-teman mereka yang lain. Mereka berencana ingin
mengajak Shilla dan Alvin ke studio musik milik keluarga Cakka.
“Siviaaaa buruan udah jam 9 ..” teriak Gabriel dari bawah.
Sivia yang saat itu tegah menghias dirinya dengan cepat
menyelesaikannya,
“Iyaaaa tunggu bentar..” sahut Sivia.
Dia pun mengambil kasar tas selendangnya lalu bergegas
keluar kamar. Sivia menuru ini anak tangga lalu berjalan menghampiri Gabriel
yang saat itu tegah menyenderkan badannya di mobil sambil melipat kedua
tangannya didada. Saat Sivia sudah berada didekatnya, Gabriel langsung merubah
posisinya lalu memasuki mobil. Sama halnya dengan Gabriel, Sivia pun ikut
memasuki mobil. Setelah keduanya sudah memasuki mobil, Gabriel lantas menggas
mobilnya lalu mengendarainya menuju rumah Shilla.
^_^
Selang
beberapa menit, Gabriel dan Sivia sudah berada didepan pintu rumah Shilla.
Keduanya lantas mengetuk pintu kamar Shilla. Menyadari ada suara ketukan dari
luar rumahnya, Shilla lantas bergegas untuk membukakan pintu rumahnya. Shilla
pun mempersilahkan Gabriel dan Sivia masuk dan duduk dibangku yang tersedia
diruang tamu.
“Ka
Iel sama Via mau minum, apa?” Shilla menawarkan.
“Air
putih aja, Shill..” jawab Gabriel singkat.
Shilla
menganggukan kepalanya lalu bergegas menuju dapur. Selang beberapa detik,
Shilla kembali dengan satu buah nampan yang diatasnya berdiri 2 buah gelas
berisikan air mineral. Shilla menaruh kedua gelas itu dimeja seraya berkata,
“Ka
Iel, Via ini minumannya diminum dulu..” Shilla menawarkan.
Gabriel
dan Sivia pun mengambil gelas yang berisikan air mineral itu lalu meneguknya.
Setelah selesai, Sivia, Gabriel, dan Shilla memutuskan untuk menemui Alvin
dirumahnya. Tidak butuh lama untuk ketiganya sudah berada didalam rumah Alvin.
Jarak rumah Alvin dan Shilla yang relatif dekatlah membuat ketiganya tidak
perlu membuang waktu banyak untuk menemui Alvin dirumahnya. Ketiganya menunggu
Alvin diruang tamu. Sekitar 10 menit akhirnya Alvin sudah siap dan Alvin,
Sivia, Gabriel, dan Shilla pun segara bergegas menuju studio musik milik keluarga
Cakka.
^_^
Di studio musik milik keluarga Cakka.
Sudah ada Cakka, Rio, Oik, dan Ify yang sudah dari tadi menunggu kehadiran
Gabriel, Sivia, Shilla, dan Alvin. Dan setelah sekiranya 7 menit berlalu,
Gabriel, Sivia, Shilla, dan Alvin akhirnya tiba.
“Akhirnya
datang juga lu pade..” sahut Cakka saat Gabriel, Sivia, Shilla, dan Alvin sudah
memasuki ruang studi musik milik keluarga Cakka.
“Sorry
ya kita udah bikin kalian nunggu..” sesal Gabriel.
“Nyantai
aja kali, yel.. Kita juga ga marah ko..” sahut Rio disertai anggukan dari
Cakka, Oik, dan Ify.
“Thanks
guys. Oh ya, kenalin ini ade baru gue sama sahabatnya. Shilla sama
Alvin” Ucap Gabriel memperkenalkan Shilla dan Alvin.
“Oik”
“Rio”
“Cakka”
“Ify..”
Setelah
perkenalan singkat itu, mereka berdelapan diajak untuk bersantai sofa yang
berada didalam studio musik tersebut. Di mejanya pun sudah tersedia beberapa snacks dan
beberapa minuman dingin yang disediakan untuk menemani acara kumpul-kumpul
mereka kali ini.
“Oh
ya, Shilla sama Alvin sekolah dimana?” tanya Oik memulai perbincangan diantara
mereka.
“Kita sekolah di SMA North Shore.”
jawab Shilla.
“Udah
kalian pindah aja ke SMA Baverly Glen tempat kita-kita. Disana seru loh.” Saran
Ify disertai anggukan dari yang lain (minus Alvin-Shilla).
"Iya,
kita juga butuh tambahan personil diband kita-kita. Lo gabung aja, vin.."
lanjut Rio.
Alvin
tersenyum seraya berkata,
"Gue
ga bisa ngeband kali.."
Mendengar
jawaban yang terkesan palsu dari Alvin, Shilla pun ikut angkat bicara,
"Bohong
bohong , Alvin jago banget maen keyboard. Dia aja sering banget
malah menjuarai lomba musik untuk sekolah kami." sangkal Shilla.
“Hush,, berlebihan banget deh,
Shill.." protes Alvin.
"Tuh
kan, cocok banget kita butuh banget pemain keyboard dalam band
kita." sahut Cakka.
"Masuk
aja, Vin. Pasti bandnya jadi makin keren.." ucap Sivia meyakini.
Alvin
tersenyum begitu juga dengan Sivia,
"Yaudah
deh gue mau gabung sama kalian.." ucap Alvin sambil tersenyum
menyetujui.
Semua (minus Alvin) tersenyum dan bernafas lega atas
keputusan Alvin yang akhirnya mau bergabung dengan band mereka.
"Nah
berarti hari ini kita jadiin hari perayaan untuk perkenalan kita sama Alvin dan
Shilla berserta gabungnya Alvin diband kita.." ucap Cakka seraya berdiri
sambil mengangkat gelas yang ia taruh ditangan kanannya.
Yang
lain pun mengikuti Cakka. Lalu kedelapan sekawan itu meyatukan gelas mereka
seraya berkata,
"SUKSES
UNTUK PERSAHABATAN KITA.." ucap kedelapan sekawan itu secara
bersamaan.
Setelah
itu, kedelapan sekawan itu kembali duduk dan menaruh kembali gelas itu dimeja,
lalu melanjutkan dengan berbagai percakapan seru mengenai diri masing-masing
dan yang paling banyak dibicarakan tentu saja mengenai Alvin dan Shilla,
sahabat terbaru mereka.
Bersambung...
Lanjutin dong!! Penasaran nih
BalasHapus