Sebuah Pengalaman
Semula ku tak yakin
Kau lakukan ini pada ku
Mesti di hati merasa
Kau berubah saat kau mengenal dia
Bila cinta tak lagi untuk ku
Bila hati tak lagi pada ku
Mengapa harus dia yang merebut
dirimu
Bila aku tak baik untukmu
Dan bila dia bahagia dirimu
Aku kan pergi meski hati tak akan rela
Terkadang ku menyesal
Mengapa ku kunenalkan dia
Padamuuu..
lunan sebuah lagu yang diawali dengan indah oleh seorang laki-laki yang tampan dan hitam manis, bernama Mario Stevano Aditya, biasa di sapa Rio. Suara merdu dan lembutnya mampu meluluhkan setiap mata dan jiwa yang mendengarkan, dan melihat kesungguhan dari wajahnya dalam menyanyikan setiap syair dengan sangat indah. Tidak dapat dipungkiri kalau dia membawakannya dengan sempurna. Lagu ini adalah lagu yang ia buat dari pengalamannya pribadinya. Pengalaman yang membuat dia untuk pertama kalianya merasakan ‘bagaimana rasanya DIHIANATI’. Bahkan, oleh sahabat sendiri.
^Flash back
^
“vi, temen aku yang dari Italy
udah nyampe di Indo tadi siang, dan dia mau kesini” ucap Rio setelah dia membaca
sebuah pesan singkat yang di kirimkan oleh sahabatnya. Saat itu Rio bersama
Sivia (Sivia Azizah ‘kekasihnya’) sedang dinner di sebuah restoran elit di
Jakarta. Posisi duduk Sivia dan Rio pun saling berhadapan.
“sekarang?” tanya Sivia
memastikan, Rio mengangguk mantap seraya berkata,
“iya sekarang, dia udah OTW mau
kesini” jelas Rio. Sivia hanya menjawab dengan membulatkan mulutnya berbentuk
’O’. Tidak lama mereka berkata seperti itu, seorang cowo berkuit putih dan
berwajah oriental menghampiri mereka.
“sorry lama bro” sesalnya. Rio
pun berdiri dan mengajaknya bergabung dengan dia dan Sivia, Cowo berwajah
oriental itu pun lalu duduk di sebelah Rio. Rio yang menyadari kalau Sivia belum
sadar bahwa teman baiknya itu sudah datang pun, menendang pelan kaki Sivia,
Sivia yang saat itu dalam posisi menunduk, menghentikan aktivitas makannya dan
mengangkat wajahnya.
“vi, ini temen aku yang mau aku
kenalin ke kamu” ucap Rio sambil menunjuk cowo berwajah oriental yang berada di
sampingnya. Cowo yang berwajah oriental itu pun tersenyum , lalu mengulurkan
tangannya,
“gue Alvin Jonathan, biasa di
panggil Alvin” Sivia membalas senyuman Alvin dan juga menerima uluran tangan
Alvin seraya berkata,
“Sivia Azizah, biasa di panggil
Via atau Sivia” Rio yang melihat kekasih dan sahabat baiknya ini sudah
berkenalan pun ikut tersenyum.
^_^
Setelah perkenalan singkat itu,
Rio dan Sivia lebih sering memutuskan untuk jalan bertiga dengan Alvin. Dan
hubungan Alvin dan Sivia pun semakin dekat. Terkadang Rio sedikit merasakan rasa
kehawatiran-nya karena Sivia terlihat begitu bersemangat bila sudah ada Alvin
dan kadang seperti Alvin lah kekasihnya bukan dirinya, tapi dia membuang
perasaan itu jauh-jauh dan menganggapnya hanya sebatas angin lewat. ‘ mana
mungkin sahabatnya tega merebut kekasihnya’, itulah cara Rio membuang rasa
kehawatiran-nya yang terkadang menghantui pikirannya.
^_^
Setelah melihat film yang di
tunggu-tunggunya sudah ada di bioskop. Rio pun langsung mengajak Sivia dan Alvin
untuk menonton bersamanya. Dia pun langsung mengambil handphonenya, lalu
menelpon sahabat dan kekasihnya itu,
^RIO-ALVIN^
Alvin : kenapa yo?
Rio : I Am Number Four udah ada di
bioskop vin, nonton yuuuu..
Alvin : boleh-boleh, Sivia ikut
kan?
Rio : iyalah dia kan cewe
gue..
Alvin : hehehe, yaudah tar ketemu di
bioskop ya.. lu mau ngejemput Sivia dulu kan?
Rio : oke deh... iya mau jemput via
dulu..
Alvin : sip, gue tutup telponnya
ya..
Rio : iyalah...
-Sambungan terputus-.
Setelah menelpon sahabatnya
itu, Rio pun melanjutkannya dengan menelpon Sivia.
^RIO-SIVIA^
Rio : halo sayang..
Sivia : iya kenapa yo?
Rio : kita nonton yu ? ada I Am Number
Four di bioskop..
Sivia : iya oke.. aku juga udah tau ko,
tadi Alvin sms..
Rio : yaudah kalo kaya gitu.. aku
jemput jam 8 ya..
Sivia : oke.. udah dulu ya yo, aku mau
siap-siap...
Rio : iya dadah
sayaang..
-Sambungan terputus-.
Entah kenapa perasaan hawatir
itu muncul lagi setelah Sivia berkata :
‘iya oke.. aku juga udah
tau ko, tadi Alvin sms.. ‘
“udah lah yo, paling si Alvin
ngira kalo gue ga ngasih tau via jadi dia sms, belum tentulah kalo mereka smsan”
guman Rio pada dirinya sendiri. Setelah berkata seperti itu Rio pun melangkah
kan kakinya menuju kamar mandi.
^_^
Rio, Sivia, dan Alvin pun
memasuki ruangan bioskop. Mereka memesan tempat duduk yang sejajar, posisinya
–ALVIN-SIVIA-RIO-. Lampu ruangan bioskop pun di matikan dan film pun di
mulai.
“waw film kesukaan kamu itu
vin” ucap Sivia tanpa sadar, dia lalu menepuk jidatnya seraya
berkata,
“eh salah, ini mah kesukaannya
Rio hehe” ucap Sivia sambil tertawa kecil. Rio agak kecewa mendengar ucapan
Sivia, bahkan film kesukannya saja dia salah mengucapan dengan mengatakan bahwa
itu kesukaan Alvin.
“kenapa gue terus curiga
sama Alvin dan Sivia kalo mereka punya hubungan yang lebih dari teman.. kenapa?”
batin Rio. Di kepalanya benar-benar penuh dengan tanda tanya besar.
Meskipun dia mencoba membuang semua perasaan itu, tapi tetap saja perasaan itu
sering datang menghampirinya.
Saat di pertengahan film, Rio
melirik kearah Sivia dan pandangannya terhenti ketika dia melihat tangan Sivia
sedang menggenggam erat tangan Alvin.
“Tuhan lagi-lagi Rio
melihat hal yang semakin memperbesar rasa kehawatiran Rio, bahkan dengan mata
kepala Rio sendiri, Rio liat kalo Via lebih memilih menggenggam tangan Alvin
ketibang Rio yang notabennya adalah kekasihnya! Kasih Rio jawabannya Tuhan”
batin Rio. Karena tidak kuasa melihat adegan itu, Rio memutuskan untuk
pergi dari bioskop,
“Sivia” panggil Rio. Merasa di
panggil oleh Rio, Sivia pun buru-buru melepaskan tangannya lalu menoleh ke arah
Rio,
“ke..n..a..p..a.. yo?” tanya
Sivia gugup. Sivia takut kalo halnya Rio melihat tangannya menggenggam erat
tangan Alvin, bukan tangan Rio yang jelas-jelas adalah kekasihnya.
“gue di telpon nyokap suruh
balik, gue balik dulu ya” pamit Rio lalu bergegas pergi. Saat Rio sudah berada
di depan pintu bioskop, dia merasa ada yang ketinggalan, dan benar saja
handphonenya tertinggal,
“ah gara-gara buru-buru ini”
gerutu Rio. Rio pun membalikan badannya lalu berjalan menju kursi yang tadi di
tempatinya. Rio pun hampir sampai di kursinya, tapi langkahnya terhenti ketika
dia melihat,
ALVIN DAN SIVIA, MEREKA
CIUMAN!!!!!!!
"terimakasih Tuhan, baru
saja kau tunjukan aku tentang semuanya" batin Rio. Rio yang sudah muak
dengan adegan itu pun hampir saja menonjok Alvin, namun dengan sekuat tenaganya
dia menahan emosinya. Dia juga tidak ingin mengganggu pengunjung bioskop
lainnya.
Lama Alvin dan Sivia tidak
menyadari kehadiran Rio. Setelah sekitar 15 menit berlalu, barulah Alvin
menyadari kalo sudah ada Rio. Alvin yang terkejut akan ke hadiran Rio pun
langsung menghentikan ciumannya,
"yo ini bisa gue jelasin" ucap
Alvin yang sangat merasa bersalah, Keringat dingin pun sudah keluar dari
tubuhnya. Dan hal ini juga terjadi pada Sivia setelah dia mengetahui keberadaan
Rio, dia langsung menundukan kepalanya karena rasa bersalahnya.
Rio tersenyum kecil, "santai
kali.. gue ga ada niat buat ganggu kalian gue cuma mau ngambil handphone gue
yang ketinggalan" ucap Rio seraya mengambil handphonenya, setelah itu dia
membalikan badannya hendak keluar dari ruang bioskop,
"Rio" Rio pun menghentikan
langkahnya setelah mendengar panggilan dari Sivia,
"kenapa vi?" tanya Rio tanpa
merubah posisinya yang sedang membelakangi Sivia dan Alvin,
"maafin aku yo" lirihnya dengan
suara bergetar..
"kamu ga salah! Cuma aku yang
bego" Rio pun melanjutkan langkahnya..
Sejak saat itu Rio memutuskan
untuk pindah tanpa memberitahu Alvin ataupun Sivia terlebih dahulu. Dan sejak
saat itu juga Rio tidak pernah bertemu atau berhubungan dengan Alvin dan
Sivia.
^ Flash back off
^
Bila cinta tak lagi untuk
ku
Bila hati tak lagi pada
ku
Mengapa harus dia yang
merebut
dirimu
Bila aku tak baik
untukmu
Dan bila dia bahagia
dirimu
Aku kan pergi meski hati tak akan
rela
Terkadang ku menyesal
Mengapa ku kunenalkan
dia
Padamuuu
Dia mengakhiri nyanyiannya
dengan sempurna. Suara ricuh langsung terdengar ketika setiap orang memberikan
pujian dan tepuk tangan untuknya. Rio tersenyum seraya berkata, “terimakasih”, barulah dia turun dari atas
panggung yang megah. Saat sudah selesai menuruni panggung, Rio melirik kesana
kemari mencari seseorang yang selalu menemaninya.
"nyari aku ya?" Rio pun
tersenyum lalu membalikan badannya. Di dapatinya seorang perempuan cantik yang
kini mengisi hatinya, dengan cepat Rio menghampirinya lalu mencium lembut
bibirnya. Setelah beberapa detik kemudian, Rio pun melepaskan
ciumannya,
"oh ya tadi bagus banget.. Aku
mau tanya boleh?"
"mau tanya apa?"
"tadi buat Sivia ya" tebak
Shilla sambil menundukan kepalanya, Rio pun mengangkat dagu Shilla sambil
menatapnya,
"jangan hawatir sayang, Sivia
itu masa lalu aku, dan kamu itu sekarang dan seterusnya.. Sivia udah punya
jalannya sendiri, dan lagu tadi aku cuma pengen membawakannya aja. Biarkan lagu
tadi kita anggap kenangan kalo aku pernah mengalami sebuah kejadian yang seperti
itu dan itu hanya sebuah kenangan!.. Dan kehidupan aku sekarang, aku hanya ingin
melukis kenangan hanya sama kamu.. Aku sayang kamu Shill, cuma kamu.. Bahkan
berkat kamu kenangan pahit itu sudah sangat ingin aku buang.." Shilla pun
langsung memeluk Rio,
"aku sayang banget sama kamu,
yoo..." Rio pun membalas pelukan dari Shilla seraya berkata,
“aku juga sayang banget banget
sama kamu, shil..” keduanya tersenyum. Saat keduanya sedang berpelukan Shilla
membuka suaranya untuk mengatakan apa yang dia pikir penting untuk diberitahu
pada Rio.
"ada yang mau ketemu sama kamu,
yo.." ucapan Shilla barusan membuat Rio merenggangkan pelukannya dan membuat
alisnya terangkat,
"siapa, shill?.." tanya Rio.
Shilla mulai mengatur nafasnya lalu berjalan menuju balik pintu dimana orang
yang mencari Rio tegah berdiri. Shilla mempersilahkan kedua orang yang mencari
Rio itu untuk masuk. Saat kedua orang itu sudah masuk Rio sedikit terkejut
dengan apa yang dilihatnya,
"kalian, mau apa kesini?.."
tanya Rio. Kedua orang itu mendekat kearah Rio.
"kita kesini mau minta maaf ,
yo.." jawab salah seorang laki-laki yang berwajah oriental, tulus.
"kita bener-bener minta maaf ,
yo.." sambung seorang perempuan yang juga berwajah oriental dengan mata yang
sudah berkaca-kaca. Rio tersenyum,
"gue udah maafin kalian. Kalian
sahabat gue.." ucapan Rio barusan membuat laki-laki berwajah oriental itu
memeluknya,
"thanks, yo. Kata maaf lo
berguna banget buat gue dan Sivia." ucap laki-laki berwajah oriental. Kedua
orang tadi adalah Alvin dan Sivia. Rio menepuk pelan punggung Alvin,
"urwel, vin." Alvin melepaskan
pelukannya lalu melirik kearah Shilla,
"pacar lo, yo?." tanya Alvin
sambil menunjuk kearah Shilla. Sebelum menjawab pertanyaan Alvin, Rio
menghampiri Shilla lalu menggandeng tangan Shilla,
"tunangan gue dong. Cinta
sejati gue" jawab Rio dengan senyum tulus yang tertera dibibirnya.
"selamat ya bro.."
"thanks, vin. Oh, ya lo sama
Sivia gimana?" tanya Rio. Alvin melirik Sivia lalu keduanya menjawab secara
bersamaan,
"kita udah nikah.." Rio dan
Shilla tersenyum,
"wah kalian ternyata udah
ngeduluin kita ya..haha" sahut Shilla dengan tawa diakhir ucapannya.
"bentar lagi kita nyusul ko.."
celetuk Rio sambil melirik kearah Shilla. Shilla tersenyum,
"amin, kita minta do'anya ya.."
ucap Shilla. Alvin dan Sivia lantas mengangkat kedua jempol mereka seraya
berkata,
"pasti.." seru keduanya.
Keempat sekawan itupun larut dalam berbagai perbincangan menarik tentang
hari-hari mereka sebelum akhirnya dipertemukan kembali.
“Hal ini memang kerap terjadi dalam hidup kita,
Bukan karena Tuhan membenci kita, tapi karena Tuhan tau mana yang terbaik untuk kita.
Meski di awal kita di pertemukan dengan orang yang salah,
Tapi pada saatnya Tuhan pasti akan mengirimkan yang terbaik untuk kita :*..“
"Berbuat suatu kesalahan memang kerap terjadi dalam kehidupan kita.
Tapi yang harus kita ketahui , karena adanya kesalahan itu juga kita dapat belajar untuk lebih baik lagi kedepannya sehingga kita bisa memperbaiki kesalahan itu :D"
END :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar